Hati-hati Menentukan Arah Pintu Rumah!Astaga!Misteri - Penentuan arah menghadap
rumah, bagi masyarakat Jawa, merupakan hal yang sangat penting dalam membangun suatu rumah tempat tinggal. Secara garis besar,
arah menghadap rumah yaitu menghadap ke arah utara, timur, selatan, dan ke arah barat. Seperti halnya bangsa Cina,
orang Jawa percaya bahwa arah menghadap rumah memiliki pengaruh atau dapat membawa keberuntungan atau kesialan dalam hidupnya
dan juga keluarganya. Pada jaman dahulu dalam masyarakat Jawa hampir tidak dijumpai rumah menghadap ke barat dan demikian
pula halnya yang menghadap ke arah timur. Rumah orang biasa (masyarakat umum, bukan bangsawan) pada umumnya menghadap ke arah
utara atau ke selatan. Sedangkan arah menghadap ke timur khusus dipergunakan untuk keraton. Setiap arah mata angin
dipercayai ditunggu oleh dewa, dan oleh karena itu ada makna simbolis tertentu penentuan arah menghadap rumah berdasarkan
empat mata angin. Keempat arah mata angin yang dijaga oleh dewa tersebut adalah : (1) timur ditunggui oleh
Maha Dewa, (2) barat ditunggui oleh Batara Yamadipati, (3) utara ditunggui oleh Batara Wisnu, dan (4)
selatan ditunggui Batara Brahma Dalam mitologi Jawa, Batara Yamadipati adalah dewa kematian. Sehingga bagi orang yang
mempercayai, arah menghadap ke barat harus dihindari karena secara simbolik berarti sama dengan mengharap kematian. Adapun
cara menentukan arah menghadap rumah adalah dengan menjumlah neptu (hitungan) hari kelahiran dan pasaran orang yang
akan membangun rumah. Ketentuannya adalah sebagai berikut : (1) jika jumlah neptunya 7, 8, 13, 18, arah rumah
menghadap ke arah utara atau ke timur, (2) jika jumlah neptunya 9, 14 arah rumah harus menghadap ke selatan atau ke
timur, (3) jika neptunya 10 arah rumah harus menghadap ke selatan atau barat, (4) jika jumlah neptunya 11,
15, 16 arah rumah harus menghadap ke barat, dan (5) jika jumlah neptunya 12, 17 arah rumah harus menghadap ke utara
atau ke barat. Neptu hari: Ahad = 5, Senin = 4, Selasa = 3, Rabu = 7, Kamis == 8, Jum'at = 6, Sabtu
= 9, Neptu pasaran: Kliwon = 8, Legi = 5, Pahing = 9, Pon = 7, Wage = 4 Misalnya Anda lahir pada ahad
pahing, maka jumlah neptu menjadi (ahad = 5) + (pahing = 9) = 14. Berdasarkan penghitungan neptu tersebut maka Anda
sebaiknya memiliki rumah menghadap arah selatan atau ke timur
Enter subhead content here
Kayu Miliki Sifat Layaknya ManusiaAstaga!Misteri - Seperti layaknya manusia, kayu
pun memiliki jenis dan sifat tersendiri. Dari jenis dan sifat itulah bisa diketahui, kayu itu baik atau tidak. Pada tulisan
ini akan dikupas tentang mengenali jenis kayu jati yang "baik". Disebutkan dalam Ilmu Kalang, menurut kepercayaan Jawa,
kayu jati mempunyai jenis dan sifat layaknya manusia. Ada yang jahat dan ada yang baik. Kayu yang mempunyai sifat baik akan
mendatangkan ketentraman, kesejukan, rejeki, dan persaudaraan bagi sang pemilik rumah. Sedangkan kayu yang bersifat jahat,
tidak baik, dipercaya bisa mendatangkan bencana, malapetaka, susah rejeki bagi penghuninya. Berikut adalah nama-nama jenis
kayu jati beserta sifat dan pengaruhnya. Uger-ugerAdalah kayu jati yang berasal dari batang pohon yang
cabangnya rangkap. Seseorang yang memiliki kayu tersebut dipercaya akan merasakan kedamaian dan ketenangan. Kayu jenis ini
dipakai pada pintu rumah dan pintu pagar tembok tinggi. TrajumasAdalah kayu jati yang berasal dari sebuah
pohon yang cabangnya tiga. Barang siapa memasang kayu semacam ini pada rumahnya, maka akan kebanjiran rezeki, dalam istilah
Jawa disebut mbanyu mili. Kayu ini sangat cocok untuk kerangka bangunan yang besar yang letaknya di atas, yaitu molo, blander,
pengeret dan lain sebagainya. PandawaAdalah kayu jati yang berasal dari sebuah pohon jati yang bercabang
lima. Istilah Pandawa diambil dari pewayangan, yaitu lima bersaudara ksatria Amarta yang sangat kuat rasa persaudaraannya.
Sesuai namanya, kayu ini sifatnya kuat dan perkasa. Oleh sebab itu ia harus menjadi "penjaga" pendapa, terutama sebagai saka
guru yaitu tiang utama. MuloAdalah kayu jati yang berasal dari pohon yang sekelilingnya lembab dikelilingi
air. Kayu ini akan memberikan perasaan segar kepada pemiliknya, permintaanya banyak terkabul. Kayu seperti ini juga bisa digunakan
untuk saka guru atau tiang utama tetapi mutunya masih di bawah kayu Pandawa. TunjungAdalah kayu jati
yang diambilkan dari pohon jati yang menjadi sarang burung yang besar seperti burung elang, dan lain-lainnya. Barangsiapa
mempergunakan kayu jenis ini, maka si pemilik atau penghuni bangunan akan memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Sebenarnya
kayu ini lebih sesuai bila untuk bangunan kandang kuda, gedongan atau istal, atau kandang ternak jenis lainnya. GendamAdalah
kayu jati yang pohonnya ditempati burung-burung kecil. Sesudah kayu tersebut dijadikan bangunan perumahan, dipercaya pemiliknya
akan mempunyai banyak kawan yang sayang kepadanya. Jika banyak kawan, secara otomatis rezeki juga akan mengalir lancar. Sebaiknya
kayu jenis ini untuk membuat kandang kuda. MunggangAdalah kayu jati yang tumbuh di atas tanah yang tinggi
(gumuk atau puntuk). Watak atau sifat kayu jenis ini tidak berbeda dengan kayu Tunjung dan Gendam, dan tepat sekali bila dipakai
untuk membuat kerangka bangunan pintu gerbang (regol), bangunan untuk istirahat (gerdu), pesanggrahan maupun bangunan-bangunan
sejenis, bukan bangunan untuk tempat tinggal tetap seperti dalem atau omah jero. GendongAdalah kayu
jati yang tumbuh sebagai tunas dari sebuah pohon. Kayu jenis ini sangat baik dipakai untuk kerangka bangunan. GedegAdalah
sejenis kayu jati yang mempunyai tonjolan. Sifat dan fungsinya tidak berbeda dengan gendong. GadugAdalah
kayu jati yang tonjolannya seperti batu giling (gandik atau pipisan). Si pemilik atau penghuni rumah yang diberi kayu semacam
ini pada suatu ketika akan mempunyai banyak hewan-hewan piaraan serta hidup selamat sejahtera. Kayu jenis ini cocok untuk
bangunan kandang. -mas gagah/berbagai sumber
|